Kejahatan gendam kembali terjadi di Semarang, kali ini menimpa penjaga toko emas yang kehilangan belasan perhiasan berharga.
Kejadian ini menambah daftar panjang kasus penipuan dengan modus hipnotis yang meresahkan masyarakat. Dibawah ini POS VIRAL akan bahas lebih dalam tentang bagaimana gendam bekerja, siapa saja yang rentan menjadi korban, dan bagaimana cara melindungi diri agar tidak menjadi target kejahatan ini.
Apa Itu Gendam dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Gendam adalah bentuk penipuan yang menggunakan hipnotis atau sugesti untuk memengaruhi pikiran korban. Pelaku gendam biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pandai memanfaatkan kelemahan psikologis seseorang.
Mereka dapat membuat korban merasa bingung, linglung, bahkan kehilangan kesadaran sementara, sehingga mudah dimanipulasi untuk menyerahkan barang berharga atau melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Gendam seringkali melibatkan penggunaan kata-kata manis, cerita sedih, atau bahkan sentuhan fisik yang membuat korban merasa nyaman dan percaya.
Siapa Saja yang Rentan Menjadi Korban Gendam?
Tidak ada batasan usia atau jenis kelamin untuk menjadi korban gendam. Namun, ada beberapa kelompok yang lebih rentan, seperti lansia, orang yang sedang mengalami masalah atau tekanan emosional, dan orang yang terlalu percaya pada orang lain.
Lansia seringkali menjadi target karena dianggap lebih mudah dipengaruhi dan memiliki harta yang berharga. Orang yang sedang mengalami masalah atau tekanan emosional juga lebih rentan karena pikiran mereka sedang tidak fokus dan mudah dipengaruhi oleh sugesti.
| POSVIRAL hadir di saluran wahtsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Operandi Gendam Mengincar Toko Emas
Modus operandi gendam sangat bervariasi, tergantung pada target dan situasi. Dalam kasus penjaga toko emas, pelaku biasanya berpura-pura sebagai pembeli atau pelanggan yang ramah dan sopan. Mereka kemudian mencoba membangun kepercayaan dengan penjaga toko dan memanfaatkan momen lengah.
Untuk melakukan hipnotis atau memberikan sugesti yang membuat penjaga toko menyerahkan perhiasan. Sementara itu, lansia seringkali menjadi target dengan modus menawarkan bantuan atau memberikan informasi palsu yang membuat mereka panik dan menyerahkan harta bendanya.
Baca Juga:
Kasus Gendam di Semarang
Kasus gendam di Semarang telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para korban. Selain penjaga toko emas yang kehilangan belasan perhiasan, banyak lansia yang juga menjadi korban dan kehilangan uang tunai, perhiasan, hingga surat-surat berharga.
Kerugian akibat gendam di Semarang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa gendam merupakan kejahatan serius yang perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
Tips Untuk Menghadapi Gendam
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari gendam. Pertama, selalu waspada terhadap orang asing yang mendekati Anda, terutama jika mereka terlalu ramah atau menawarkan bantuan yang mencurigakan. Kedua, jangan mudah percaya pada cerita atau informasi yang diberikan oleh orang yang baru dikenal.
Ketiga, hindari memberikan informasi pribadi atau menunjukkan barang berharga di depan orang yang tidak dikenal. Keempat, jika Anda merasa curiga atau tidak nyaman dengan seseorang, segera menjauh dan mencari bantuan. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menjadi korban atau melihat adanya aktivitas yang mencurigakan.
Kesimpulan
Gendam adalah kejahatan yang merugikan dan dapat menimpa siapa saja. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti tips pencegahan, kita dapat melindungi diri dan orang-orang terdekat dari kejahatan ini. Jangan ragu untuk melaporkan kepada pihak berwajib jika Anda menjadi korban atau melihat adanya aktivitas yang mencurigakan.
Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kejahatan gendam. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik tentang berita terlengkap yang akan kami berikan setiap hari hanya di POS VIRAL.