Wednesday, May 21POS VIRAL
Shadow

Rentetan Kasus Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Berbagai Daerah

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan nutrisi pelajar di berbagai daerah Indonesia kini menghadapi tantangan besar setelah muncul rentetan kasus keracunan massal makan bergizi gratis di berbagai daerah.

Rentetan Kasus Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Berbagai Daerah

Insiden-insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran luas mengenai kualitas dan keamanan makanan yang disediakan dalam program tersebut. Dibawah ini POS VIRAL akan membahas secara lengkap tentang kasus-kasus yang terjadi akibat dari program makan bergizi gratis.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Pengantar Program Makan Bergizi Gratis dan Isu Keracunan Massal

MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membantu pemenuhan gizi anak sekolah, terutama di masa tumbuh kembang mereka. Namun, baru-baru ini fokus utama teralihkan ke kasus-kasus keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di sejumlah daerah. Gejala yang dialami para korban pun hampir seragam, berupa pusing, mual, muntah, hingga diare yang berkepanjangan.

Kejadian-kejadian ini memicu sorotan tajam dari masyarakat dan pihak berwenang terkait pelaksanaan MBG. Berikut ini beberapa kasus yang terjadi di berbagai daerah:

1. Kasus Keracunan di Cianjur, Jawa Barat

Kasus pertama yang mencuat berasal dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Jawa Barat, pada Senin, 21 April 2025. Sekitar 21 siswa mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, dan muntah usai menyantap makanan dari program MBG yang disediakan di sekolah. Sebagian besar siswa kemudian menjalani perawatan di rumah dan puskesmas. Sementara sebagian lain dilarikan ke rumah sakit RSUD Cianjur dan RS Bhayangkara.

Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Frida Laila Yahya, segera mengambil sampel makanan untuk diperiksa secara laboratorium guna menelusuri penyebab pasti keracunan tersebut. Investigasi polisi menemukan tiga jenis bakteri berbahaya dalam wadah makanan, yaitu Staphylococcus sp, Escherichia coli, dan Salmonella sp, yang diduga menjadi penyebab keracunan.

Karena kasus ini berdampak luas, Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk memudahkan penanganan dan pemantauan lebih lanjut terhadap korban.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

2. Insiden Serupa di Bombana, Sulawesi Tenggara

Kasus kedua terjadi di SD Negeri 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Di sekolah ini, puluhan siswa dilaporkan mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi menu dari MBG. Kepala Dinas Kesehatan Bombana, Darwis, mengungkapkan bahwa program MBG di wilayahnya sudah berjalan selama tiga hari di tiga sekolah dasar, dengan total penerima sebanyak 1.043 anak.

Darwis menegaskan dugaan penyebab keracunan berasal dari ayam yang dalam kondisi sudah busuk, yang menjadi bagian menu MBG. Sampel makanan telah diambil dan akan dikirim ke BPOM untuk diperiksa lebih lanjut. Ia juga mengkritik mekanisme penyiapan makanan yang tampak kurang pengawasan ketat. Di mana rekanan penyedia MBG merekrut tenaga gizinya secara mandiri tanpa keterlibatan langsung Dinas Kesehatan, hanya diberi sosialisasi standar saja.

3. Kejadian di Karanganyar, Jawa Tengah

Keracunan massal juga tercatat di SD Wonorejo, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Rabu, 24 April 2025. Kepala sekolah Damiyati (56) dan dua siswa mengalami sakit perut dan diare setelah makan menu MBG yang terdiri dari ayam, soto, dan susu. Damiyati yang mencicipi makanan tersebut sempat merasakan daging ayam hambar dan kuah soto berbau asam, pertanda makanan sudah tidak layak konsumsi.

Menurut pengamatan Damiyati, daging ayam dimasak sejak malam sebelumnya sedangkan kuah soto baru dimasak pada pagi hari. Kondisi pengemasan kuah ketika masih panas diduga menyebabkan makanan cepat basi, memperparah risiko yang memicu keracunan.

Banyak siswa yang mengeluhkan bau tak sedap dari lauk pauk yang dihidangkan. Sekitar pukul 11.00 WIB ada dua siswa yang mulai mengeluh sakit perut. Mereka segera dibawa ke fasilitas medis untuk perawatan yang diperlukan. Damiyati sendiri baru merasakan gejala keracunan pada dini hari, dengan buang air besar hingga lima kali sebelum akhirnya mendapat perawatan.

Pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut ke Unit Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) dan diketahui bahwa ayam tersebut telah dimasak pada malam sebelumnya. Sedangkan sotonya baru dimasak pada pagi harinya. Diduga saus tersebut menjadi basi karena dikemas saat masih panas.

Baca Juga: 

4. Kasus Keracunan di Tasikmalaya, Jawa Barat

Kasus Keracunan di Tasikmalaya, Jawa Barat

Di Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, sejumlah siswa dari tingkat TK, SD, dan SMP turut terdampak kasus keracunan makanan MBG. Pada tanggal 1 Mei 2025, puluhan murid mengalami diare, muntah, dan mual dan langsung dibawa ke Puskesmas Rajapolah untuk penanganan. Dari total korban, 24 siswa menjalani pemeriksaan medis, delapan di antaranya harus dirawat inap, dan satu dirujuk ke rumah sakit atas permintaan keluarga.

Direktur Pusat Kesehatan Rajapolah Hani Hariri mengatakan sebagian besar siswa mengeluh sakit perut, lemas dan diare. Seorang orang tua melaporkan bahwa putranya mengalami diare parah setelah menghabiskan menu labu dan sayuran yang disajikan di restoran MBG.

“Total hari ini 24 orang, 8 orang di antaranya menjalani perawatan dan 1 orang dirujuk ke rumah sakit atas permintaan keluarga pasien,” kata Direktur Puskesmas Rajapolah Hani Hariri seperti dikutip detikcom.

5. Keracunan Massal di SMP Negeri 35 Bandung

Insiden keracunan terbesar terjadi di SMP Negeri 35 Kota Bandung pada 29 April 2025. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, melaporkan sebanyak 342 siswa mengalami gejala keracunan berupa diare, muntah, pusing, dan demam setelah menyantap makan siang MBG. Gejala mulai muncul dalam rentang waktu 30 menit hingga delapan jam pasca konsumsi makanan tersebut.

Menurut Anhar, laporan baru masuk untuk 20 kelas dari total 30 kelas di sekolah. Sehingga kemungkinan jumlah korban sebenarnya lebih banyak.

Penyebab Utama

Hasil investigasi dan pengujian laboratorium menyatakan bahwa kontaminasi bakteri seperti Staphylococcus sp, Escherichia coli, dan Salmonella sp. menjadi penyebab utama munculnya keracunan sebagai dampak dari makanan basi dan tidak higienis. Pada kasus di Bombana, ayam yang sudah busuk diyakini sebagai sumber masalah utama.

Faktor lain yang turut berkontribusi adalah lemahnya pengawasan dan ketidaksesuaian standar operasional prosedur (SOP) dalam pengadaan dan distribusi makanan. Beberapa laporan menyebut bahwa kontraktor penyedia makanan merekrut tenaga pengelola dan tenaga gizi secara mandiri tanpa pengawasan ketat dari dinas terkait.

Upaya Tindakan dan Evaluasi oleh Pemerintah dan Dinas Kesehatan

Pemerintah daerah bersama dinas kesehatan setempat langsung melakukan upaya pemantauan intensif dan pengobatan terhadap korban yang terdampak keracunan. Di Cianjur misalnya, layanan kesehatan dan pemantauan dilakukan dengan pendataan menyeluruh dan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan untuk menangani korban baik yang bergejala maupun tidak.

Upaya investigasi kasus juga melibatkan pengujian sampel makanan dan lingkungan di dapur penyimpanan. Serta pengolahan makanan MBG agar penyebab kejadian dipastikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Selain itu, pemerintah daerah memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki mekanisme pengadaan makanan. Serta memperketat standar keamanan pangan dalam penyelenggaraan program MBG di masa depan.

Kesimpulan

Rentetan kasus keracunan massal makan bergizi gratis ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait pentingnya pengawasan ketat, penerapan standar keamanan pangan yang tinggi, dan pelatihan tenaga penyelenggara MBG secara maksimal. Mengingat program MBG ditujukan untuk memperbaiki gizi anak-anak, kejadian keracunan justru menjadi kontra-produktif dan memicu ketidakpercayaan publik terhadap program tersebut.

Perbaikan manajemen kualitas bahan makanan, sanitasi, proses penyimpanan, dan distribusi harus menjadi prioritas utama agar program ini benar-benar bermanfaat sesuai tujuan awal. Peningkatan transparansi dan sistem evaluasi mutakhir yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga lembaga pengawas seperti BPOM.

Sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pelajar penerima manfaat MBG ke depannya. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

1. Gambar Pertama dari tempo.co
2. Gambar Kedua dari detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search