Tuesday, October 14POS VIRAL
Shadow

SBY Pernah Meredam Konflik Thailand-Kamboja, Kini Memanas Lagi di 2025!

Pada tahun 2011, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil memediasi konflik bersenjata yang terjadi di perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

SBY Pernah Meredam Konflik Thailand-Kamboja, Kini Memanas Lagi di 2025!

Dengan diplomasi yang matang, konflik tersebut bisa diredam dan perdamaian bertahan selama 14 tahun. Namun sekarang di tahun 2025, ketegangan kembali meningkat tajam, menandai kemunduran serius bagi kerja sama ASEAN. Artikel POS VIRAL disini akan mengulas peran SBY sebagai mediator, penyebab konflik yang berulang, serta harapan dan tantangan ASEAN dalam meredam konflik yang kembali memanas.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Latar Belakang Konflik Thailand-Kamboja

Konflik antara Thailand dan Kamboja bukan fenomena baru. Kedua negara berbagi perbatasan yang panjang dan selama beberapa dekade mengalami sengketa terutama terkait sengketa wilayah di perbatasan yang panjang dan berhutan lebat.

Perbatasan ini kerap menjadi titik panas yang menyebabkan kontak senjata berkala, bahkan penumpukan militer, yang memicu ketegangan politik dan sosial. Ipsos sejarah ini menimbulkan dilema yang rumit dalam hubungan bilateral kedua negara.

Peran SBY dan Mediasi Bersejarah Tahun 2011

Pada 2011, konflik kembali muncul secara sengit dan mengkhawatirkan. Saat itu, Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan SBY mengambil peran sentral sebagai mediator. Dalam sebuah pertemuan segitiga yang diadakan di Jakarta, SBY mempertemukan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, beserta menteri luar negeri kedua negara.

Melalui diplomasi dialog terbuka yang mendorong kedua belah pihak untuk duduk bersama, tercapai kesepakatan damai yang menjaga perdamaian selama 14 tahun.

SBY menekankan pentingnya kerjasama ASEAN sebagai rumah bersama dalam menghadapi konflik ini. Sikap netral, empati, dan pendekatan solusi damai jangka panjang menjadi kunci keberhasilan mediasi tersebut. Peran Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Marty Natalegawa, juga mendukung berbagai langkah diplomasi agar proses perdamaian efektif dan berkelanjutan.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Penyebab Kembalinya Konflik pada 2025

SBY Pernah Meredam Konflik Thailand-Kamboja, Kini Memanas Lagi di 2025!

Meski perdamaian dapat dijaga selama lebih dari satu dekade, pada Juli 2025 ketegangan meningkat lagi secara dramatis. Kontak tembak dan serangan udara terjadi yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan eksodus warga di perbatasan. Konflik ini menunjukkan bahwa akar penyebab masalah seperti klaim wilayah, sengketa historis. Dan kepentingan nasional kedua negara masih belum sepenuhnya terselesaikan.

SBY secara terbuka menyayangkan kembalinya konflik tersebut, menyebutnya sebagai kemunduran serius bagi ASEAN yang selama ini dikenal sebagai contoh kerja sama regional yang berhasil. Dalam pernyataannya, SBY mengharapkan ASEAN dapat menunjukkan kepemimpinan efektif dan segera bertindak untuk mendorong penyelesaian damai.

Baca Juga: Thailand-Kamboja Sepakat Gencatan Senjata, Ini Syarat Kunci yang Harus Dipenuhi​!

Tantangan ASEAN dan Harapan Perdamaian

ASEAN menghadapi ujian besar dalam merespons konflik ini. Meskipun selama ini organisasi ini berhasil menjaga stabilitas dan hubungan baik antar anggotanya, konflik Thailand-Kamboja mengingatkan bahwa perdamaian itu rapuh dan memerlukan kepemimpinan yang kuat. SBY menegaskan bahwa ASEAN masih memiliki sumber daya politik dan mekanisme yang dapat digunakan untuk mengakhiri konflik ini secara damai.

Namun, tantangan terbesar adalah kompleksitas historis dan politik yang menyangkut kedua negara. Serta kebutuhan konsensus antar negara ASEAN untuk bertindak cepat dan tepat. Dialog terbuka, mediasi yang adil, dan pendekatan yang menghormati kedaulatan menjadi langkah penting. Indonesia, dengan pengalaman mediasi SBY di masa lalu, diyakini memiliki potensi menjadi jembatan penyelesaian damai yang efektif jika mendapat mandat yang jelas dari ASEAN.

Pelajaran dan Inspirasi Dari Diplomasi SBY 2011

Kasus mediasi SBY pada 2011 memberikan inspirasi tentang pentingnya diplomasi yang sabar, inklusif, dan berbasis dialog dalam menyelesaikan konflik antarnegara. Pendekatan yang tidak memihak dan mengutamakan solusi damai jangka panjang terbukti berhasil meredam konflik bersenjata yang berulang kali terjadi sebelumnya.

Pengalaman ini juga menegaskan bahwa perdamaian yang efektif memerlukan kerja sama regional yang solid dan kepemimpinan yang konsisten. Dalam konteks konflik yang kembali terjadi pada 2025, pelajaran dari mediasi SBY menjadi modal berharga bagi ASEAN dan dunia internasional untuk mencari jalan keluar damai yang berkelanjutan.

SBY tetap optimistis bahwa dengan komitmen yang kuat dan kepemimpinan yang efektif, konflik Thailand dan Kamboja dapat diselesaikan kembali secara damai, menjaga stabilitas dan kemajuan kawasan Asia Tenggara dalam semangat Piagam ASEAN 2007 yang menegaskan penyelesaian sengketa melalui cara-cara damai.

Simak dan ikuti terus POS VIRAL agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.merdeka.com
  2. Gambar Kedua dari www.dw.com
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search