Saturday, July 19POS VIRAL
Shadow

Geger! Hacker Iran Ancam Bocorkan Email Rahasia Kepala Staf Gedung Putih

Hacker Iran dengan nama samaran Robert mengancam akan bocorkan lebih banyak email rahasia dari lingkaran dekat Presiden AS Donald Trump.

Geger! Hacker Iran Ancam Bocorkan Email Rahasia Kepala Staf Gedung Putih

Mereka mengklaim memiliki sekitar 100 gigabyte email dari akun orang-orang penting seperti Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, pengacara Trump Lindsey Halligan, penasihat Trump Roger Stone, dan bintang film porno Stormy Daniels. Berikut ini POS VIRAL akan membahas tentang Hacker Iran ancam bocorkan email rahasia Kepala Staf Gedung Putih.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Ancaman Bocornya Email Rahasia dari Hacker Iran

Kelompok peretas yang diduga terkait dengan Iran telah melontarkan ancaman serius untuk membocorkan email-email yang dicuri dari individu-individu yang dekat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ancaman ini mencakup isi email dari Kepala Staf Gedung Putih Susan Wiles, pengacara Donald Trump Lindsey Halligan, dan beberapa individu lain yang memiliki kaitan erat dengan presiden.

Peretas mengklaim telah mengumpulkan sekitar 100 gigabyte data dari email-email tersebut, termasuk yang berasal dari penasihat Trump Roger Stone dan bintang film dewasa Stormy Daniels. Kelompok peretas, yang menamakan diri Robert, menyatakan minat untuk menjual materi curian tersebut.

Meskipun mereka tidak merinci isinya atau bagian-bagian sensitif dari email-email itu. Mereka telah menghubungi Reuters untuk menyiarkan kebocoran ini dan sedang mengatur penjualan email-email yang telah mereka curi. Jaksa Agung AS Pam Bondi mengecam tindakan ini sebagai serangan siber yang tidak bermoral.

POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL

Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!

aplikasi nonton bola shotsgoal apk

Reaksi Gedung Putih dan FBI

Menanggapi ancaman peretasan ini, Gedung Putih dan FBI telah mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan komitmen mereka untuk mengatasi insiden tersebut. Direktur FBI Kash Patel menyatakan bahwa siapa pun yang terlibat dalam pelanggaran keamanan nasional akan diselidiki sepenuhnya dan dituntut sesuai hukum yang berlaku.

Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah AS dalam menanggapi upaya peretasan yang menargetkan pejabat tinggi dan individu terkait presiden. Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur AS (CISA) mengklasifikasikan insiden ini sebagai tidak lebih dari sekadar propaganda digital, dan menyatakan bahwa targetnya bukanlah suatu kebetulan.

CISA lebih lanjut menyebut bahwa ini adalah kampanye kotor yang direncanakan untuk merusak Presiden Trump dan mendiskreditkan pegawai negeri terhormat. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa otoritas AS melihat ancaman ini sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan kekacauan politik dan merusak reputasi pejabat AS.

Baca Juga:

Identitas dan Sejarah Hacker Robert

Identitas dan Sejarah Hacker Robert

Kelompok peretas yang mengklaim bertanggung jawab atas ancaman ini dikenal dengan nama samaran Robert. Kelompok ini pertama kali muncul pada bulan-bulan terakhir kampanye presiden AS tahun 2024, di mana mereka mengklaim telah membobol akun email beberapa sekutu Trump, termasuk Kepala Staf Gedung Putih Susan Wiles.

Setelah berhasil meretas, Robert mendistribusikan email-email yang dicuri tersebut kepada para jurnalis. Reuters sebelumnya telah mengautentikasi beberapa materi yang bocor ini, termasuk email yang tampaknya mendokumentasikan pengaturan finansial antara Donald Trump dan pengacara yang mewakili mantan kandidat presiden Robert F. Kennedy Jr., yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kesehatan di pemerintahan Trump.

Materi lain yang bocor juga mencakup komunikasi kampanye Trump mengenai calon-calon dari Partai Republik serta diskusi tentang negosiasi penyelesaian dengan Stormy Daniels. Meskipun dokumen-dokumen yang bocor tersebut mendapatkan beberapa liputan media pada tahun lalu. Insiden ini tidak secara signifikan mengubah hasil pemilihan presiden AS yang dimenangkan oleh Trump.

Dugaan Keterlibatan Garda Revolusi Iran

Departemen Kehakiman AS, dalam dakwaan yang dikeluarkan pada September 2024. Secara eksplisit menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) berada di balik operasi peretasan yang dilakukan oleh kelompok Robert. Tuduhan ini secara langsung mengaitkan operasi siber tersebut dengan entitas negara Iran yang kuat.

Meskipun demikian, dalam percakapan dengan Reuters, para peretas yang tergabung dalam kelompok Robert menolak untuk menanggapi tuduhan ini. Pemerintah Iran, melalui misinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebelumnya telah berulang kali membantah terlibat dalam kegiatan spionase siber.

Sikap ini konsisten dengan penolakan Teheran terhadap tuduhan peretasan yang diarahkan kepada mereka. Namun, meskipun Iran membantah, tuduhan dari Departemen Kehakiman AS tetap menjadi fokus perhatian dalam konteks hubungan siber antara kedua negara.

Kebangkitan Kembali Aktivitas Peretasan Robert

Setelah pemilihan Trump pada tahun 2024, kelompok Robert sebelumnya menyatakan kepada Reuters bahwa tidak ada lagi rencana untuk membocorkan data. Bahkan pada bulan Mei, peretas tersebut sempat mengatakan bahwa mereka sudah pensiun dari kegiatan peretasan.

Pernyataan ini menunjukkan adanya jeda atau penghentian sementara aktivitas mereka pasca-pemilu. Namun, kelompok ini kembali aktif dan melanjutkan komunikasi mereka setelah konflik Iran-Israel. Namun, diakhiri dengan gencatan senjata setelah 12 hari saling serang udara.

Kebangkitan kembali aktivitas Robert pasca-konflik ini mengindikasikan adanya kemungkinan motivasi baru atau arahan strategis yang memicu mereka untuk kembali mengancam kebocoran data. Para ahli menilai bahwa tindakan ini mungkin merupakan respons asimetris dari Teheran yang berusaha membalas tanpa memicu aksi militer besar dari AS atau Israel.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi ini. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi yang ada di POS VIRAL.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
  2. Gambar Kedua dari www.kompas.com
Tele Grup
Channel WA
Grup FB
Search