Legenda Naga Besukih, makhluk mitologi yang erat kaitannya dengan cerita rakyat Bali, dipercaya sebagai penjaga harta karun di kawah Gunung Agung.
Kisah ini tidak hanya populer di Bali, tetapi juga menjadi bagian dari cerita asal-usul Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali. Legenda ini sarat akan pesan moral dan sering kali dikaitkan dengan tragedi kapal tenggelam di Selat Bali.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran POS VIRAL.
Asal-Usul Naga Besukih
Asal-usul Naga Besukih memiliki kemiripan dengan Basuki dalam mitologi Hindu, digambarkan sebagai makhluk kuat dengan kekuatan mistis yang tinggal di Gunung Agung. Kisah Naga Besukih berawal dari seorang Brahmana bernama Sidi Mantra yang dianugerahi harta dan seorang istri cantik, kemudian memiliki putra bernama Manik Angkeran. Sayangnya, Manik Angkeran tumbuh dengan kebiasaan buruk suka berjudi dan sering kalah, bahkan menggunakan barang orang tuanya sebagai taruhan dan meminjam uang.
Untuk melunasi utang-utangnya, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya, Sidi Mantra. Sidi Mantra kemudian bertapa dan mendapat petunjuk untuk mencari harta karun yang dijaga Naga Besukih di kawah Gunung Agung. Naga Besukih memberikan emas dan intan kepada Sidi Mantra dengan syarat agar Manik Angkeran berhenti berjudi dan menggunakan harta dengan bijaksana. Namun, Manik Angkeran tidak menuruti nasihat ayahnya dan kembali berjudi hingga hartanya habis.
| POSVIRAL hadir di saluran whatsapp, silakan JOIN CHANNEL |
Ayo KAWAL TIMNAS lolos PIALA DUNIA, dengan cara LIVE STREAMING GRATIS tanpa berlangganan melalui aplikasi Shotsgoal. Segera download!
Pandangan Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal di sekitar Selat Bali masih menjaga dan mempercayai berbagai cerita yang mengandung kearifan lokal, termasuk mitos dan klenik terkait selat tersebut. Bagi mereka, ini bukan hanya soal benar atau salah, melainkan tentang bagaimana manusia berusaha selaras dengan alam. Kepercayaan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan pandangan hidup mereka, membentuk cara mereka memahami dan berinteraksi dengan lingkungan maritim yang sibuk tersebut.
Legenda Naga Besukih, sebagai penunggu Selat Bali, menjadi bagian dari narasi yang diturunkan secara turun-temurun, berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan alam dan pentingnya menjaga keseimbangan. Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang, budaya, mitos, dan sejarah tentang negeri ini tidak berkurang sedikit pun. Kisah-kisah ini menjadi fondasi bagi identitas budaya masyarakat setempat, memberikan makna dan penjelasan terhadap fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Baca Juga: Liverpool Berduka, Penyerang Diogo Jota Meninggal Dalam Kecelakaan Mobil
Tragedi Kapal Tenggelam
Selat Bali dikenal sebagai perairan yang sibuk dan strategis, menghubungkan Laut Jawa dan Laut Bali, serta menjadi jalur pelayaran penting. Selain itu, Selat Bali diyakini sebagai daratan yang tenggelam, didukung oleh temuan arkeologi dan penelitian geologi.
Masyarakat lokal masih percaya pada mitos dan klenik terkait Selat Bali. Konon, Naga Besukih masih menjadi penunggu di selat tersebut dan sering dikaitkan dengan beberapa tragedi kapal tenggelam atau karam. Beberapa insiden kapal tenggelam yang dikaitkan dengan legenda ini antara lain:
- Kapal Kaltimas III: Tenggelam pada 19 April 1994.
- KMP Trisilia Pratama: Tenggelam pada 29 Agustus 1945.
- KMP Citra Mandala Bhakti: Tenggelam pada 7 Juli 2010.
- KMP Rafelia II: Tenggelam pada 4 Maret 2016.
- KMP Yunicee: Tenggelam pada 29 Juni 2021.
- Kapal KMP Tunu Pratama Jaya: Disebutkan sebagai yang terbaru yang dikaitkan dengan misteri ini.
Kaitan antara Naga Besukih dan kecelakaan kapal ini bersifat mistis, menunjukkan bagaimana kepercayaan lokal dapat memengaruhi interpretasi terhadap peristiwa alam.
Budaya Legenda Naga Besuki
Legenda Naga Besukih dan kisah terbentuknya Selat Bali memiliki dampak sosial dan budaya yang signifikan bagi masyarakat di sekitarnya. Pertama, kisah ini menanamkan pesan moral yang kuat, seperti pentingnya menghormati nasihat orang tua, menjauhi kebiasaan buruk seperti berjudi, dan tidak tergoda oleh kekayaan semata.
Selain itu, cerita ini juga menekankan pentingnya bertanggung jawab atas perbuatan dan tidak mengambil hak milik orang lain. Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan kemandirian juga terangkum dalam kisah Manik Angkeran dan Empu Sidi Mantra.
Kedua, legenda ini memperkaya khazanah budaya Bali, menjadi bagian dari cerita rakyat yang terkenal dan sering dibahas di seluruh nusantara. Kisah ini menjadi salah satu bentuk kearifan lokal yang dijaga dan dilestarikan oleh warga setempat. Membantu mereka memahami asal-usul lingkungan geografis mereka.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi lainnya hanya di POS VIRAL.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari medan.tribunnews.com